Surakarta – Tim Lembaga Penjaminan Mutu (LJM) dan Gugus Penjaminan Mutu Fakultas (GJM) UMS melakukan kegiatan benchmarking dengan Lembaga Penjaminan Mutu Universitas Binus University (LPM BINUS). Tidak hanya tertarik dengan standar sarana prasarana LPM BINUS namun juga tertarik mengetahui lebih lanjut mengenai pemantauan dan manajemen resiko yang dilakukan oleh Binus University.
Kemudian ketua LJM UMS Hari Prasetyo, Ph.D. menuturkan bahwa ingin mengetahui secara lebih detail tentang bagaimana proses instrumen suplemen konversi (ISK) yang dilakukan hingga dapat memeroleh akreditasi unggul. Dikarenakan tuntutan akreditasi yang semakin tinggi maka menjadi perhatian bagaimana mengekuivalenkan SPMI dan Audit Mutu Internal (AMI) agar dapat lebih baik lagi. Tim LJM UMS tertarik dengan kondisi penjaminan mutu di Binus sehingga sejumlah hal dibicarakan kedua belah pihak seraya berdiskusi santai, struktur organisasi hingga siklus perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian dan peningkatan (PPEPP). Hal lain yang menarik atensi tim LJM UMS adalah terkait Standar Khas Binus dalam SPMI. Tim LJM UMS ingin mengetahui lebih jauh rumusan Standar Khas Binus yang tidak ada dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) itu.
Selama pertemuan, baik tim LJM UMS maupun LPM Binus saling berbagi strategi yang dilakukan demi menjaga keberlangsungan budaya mutu Perguruan Tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi. Mulai dari pembenahan yang harus dilakukan hingga berbagai tantangan dan peluang agar selalu mengacu pada kondisi terbaru. Mulai dari pembenahan yang harus dilakukan hingga berbagai tantangan dan peluang agar selalu mengacu pada kondisi terbaru.