TANTANGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

PEMBERLAKUAN Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mengubah pembelajarana yang dianggap kurang efektif. Salah satu konsep pembelajaran yang dianggap efektif, yaitu pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi memberi keleluasaan dan kemampuan mengakomodasi kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda.

Dengan pembelajaran itu, guru hendaknya menjadi fasilitator yang berorientasi kepada pemenuhan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa,

Konsep pembelajaran yang mengakomodasi kanekaragaman kondisi peserta didik sebenamya juga telah menjadi perhatian pedagogis sejak lama. Konsep itu menyatakan tiap peserta didik itu unik, karena tidak ada yang sama persis dalam segala kondisi. Semua peserta didik berbeda baik dalam kondisi fisik maupun psikisnya.

Begitu pula di dalam pedagogis juga selalu ditekankan, peserta didik memiliki ciri individual yang membedakan antara peserta didik satu dan yang lain. Guru perlu memahami ciri-ciri Individual peserta didik ini agar dalam mengajar dapat menye suaikan dengan ciri-ciri individual itu.

Walaupun keanekaragaman poserta didik di kelas telah disadari dalam pedagogis sejak lama, dalam proses belajaran sesuai dengan pencapaian mengajar selama ini, perhatian terhadap kondisi itu belum maksimal. Sistem pembelajaran klasikal dengan seorang guru menghadapi sekitar 30 siswa, kurang bisa mangakomodasi keberagaman tersebut.

Begitu pula, sistem kurikulum yang padat materi membuat perhatian guru lebih fokus pada strategi penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Indikator keberhasilan guru terletak pada penyelesaian target kurikulum dengan nilal peserta didik turtas.

Tantangan Guru

Konsep pembelajaran berdiferensiasi merupakan konsep yang bagus dan ideal, tapi menjadi tantangan guru untuk kreatif

Dengan pembelajaran itu, potensi peserta didik dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan tingkat pencapaiannya. Namun untuk mencapai pembelajaran yang sesuai dengan konsep itu, guru harus berjuang menjadi fasilitator andal.

Pertama, guru harus mengetahui berbagai karakteristik peserta didik. Pengetahuan guru tentang kondisi keberagaman siswa menjadi dasar untuk merancang pembelajaran, sehingga sesuai dengan keadaan keberagaman peserta didik tersebut. Guru perlu meluangkan waktu yang cukup dalam menyusun rancangan pembelajaran

Kedua, guru perlu menyusun asesmen diagnostik dan formatif pada awal pembelajaran. Asesmen diagnostik dilaksanakan untuk mengetahui keberagaman peserta didik. Adapun asesmen formatif pada awal pembelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik. Dengan demikian, guru dapat merancang pembela kompetensi tiap peserta didik.

Ketiga, guru perlu menggunakan multimetode, multimedia, dan multisumber. Panerapan metode, media dan sumber belajar yang bervariasi dapat mangakomodasi berbagai tipe belajar poberta didik baik tipe visual, auditon maupun kinestetik

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi menjadi harapan perbaikan pembelajaran agar setiap peserta didik dapat tumbuh dan kembang secara optimal. Namun untuk mewujudkannya perlu perjuangan dan kerja keras guru. (38)

(dimuat di Suara Merdeka edisi 07 November 2022 oleh Dr. Main Sufanti, M.Hum, dosen PBSI FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta)

-Dr. Main Sufanti, M.Hum, dosen PBSI FKIP Universitas Muhammadiyah Burakarta