Serentak! 172 Kampus Muhammadiyah Gelar Aksi Bela Palestina

Aksi di Solo

Menyambut positif instruksi dari Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., menyampaikan pernyataan sikap Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel.

Rektor UMS mengungkapkan sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, agresi dan serangan militer Israel terhadap warga Palestina merupakan serangan yang paling keji, biadab, dan brutal dalam sejarah konflik Israel dan Palestina. Korban terbunuh telah mencapai hampir 35.000 orang dan terluka mencapai 77.867 orang, yang sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Bahkan saat ini, sebagian besar jalur Gaza telah menjadi puing-puing. Pasokan makanan dan bantuan kemanusian ke Palestina diawasi dan dibatasi secara ketat oleh tentara Israel, sehingga kelaparan menjadi pemandangan yang sangat memilukan. Ironisnya, tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina justru mendapat pembiaran dan dukungan dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.

Sementara itu, ratusan mahasiswa dan dosen ITS PKU Muhammadiyah Surakarta melakukan aksi nasional bela Palestina dan Kutuk Israel di sekitaran bundaran Gladag Surakarta, Selasa (7/5/2024). Dalam aksi ini rektor ITS PKU Muhammadiyah Surakarta, Weni Hastuti, Ph.D menyampaikan Dasasila Pernyataan Sikap Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah.

Korlap aksi yang juga wakil rektor III ITS PKU Muhammadiyah Surakarta, Dr. Suyanto menjelaskan latar belakang aksi ini. “Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah se-Indonesia melakukan aksi nasional dalam rangka bela Palestina, dan kami ITS PKU Muhammadiyah Surakarta sebagai bagian dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah se-Indonesia tentunya juga menyambut positif instruksi tersebut sehingga forum rektor yang menginisiasi kegiatan ini sebagai buah dari kepedulian akademisi di Muhammadiyah, tentu ini kita sebagai bagian dari itu turut serta dan berperan serta sehingga pada hari ini, Selasa (7/5/2024) kita ikut  melakukan aksi dalam rangka bela Palestina,” ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa kegiatan ini dalam rangka memberikan kesadaran kepada mahasiswa. “Karena sesungguhnya bahwa saudara-saudara kita yang di sana sampai saat ini mengalami penderitaan yang luar biasa, sehingga lahirlah kegiatan atau aksi kemanusiaan pada hari ini yang tentunya kegiatan ini merupakan kegiatan juga dalam rangka memberikan kesadaran kepada mahasiswa, yang Alhamdulillah ini juga ada ketua BEM kita dan ada humas kita yang memberikan support kegiatan ini, sehingga kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa walaupun ada yang tidak belum hadir tapi mereka di kelas dan di kegiatan-kegiatan mereka juga ikut berpartisipasi,” tambahnya.

Dia juga berharap agar Forum Rektor PTMA terus menyuarakan keadilan dan kebenaran.”Harapannya aksi ini adalah forum rektor PTMA itu terus untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran, dan mendesak kepada pemerintah agar lebih tegas terhadap kasus dan peristiwa ini, sehingga tidak ada kezaliman dan tidak ada penindasan atau genosida di salah satu negara yang ini adalah mereka punya hak asasi manusia dan tentunya juga kegiatan ini sebagai wujud dan bentuk praktisnya adalah penggalangan dana untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina,” pungkasnya.

Kabags Ops Polresta Surakarta, Kompol Sutoyo yang turut hadir dalam pengamanan aksi mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah ini. “Terima kasih atas pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum di bundaran Gladag ini dari rekan-rekan aktifis ITS PKU Muhammadiyah. Kami dari aparat kepolisian gabungan dengan TNI Polri termasuk rekan-rekan dari satpol PP dan Dishub telah mengamankan, telah bekerja sama-sama rekan-rekan dari korlapnya, Alhamdulillah berjalan aman lancar dan ini yang menjadi ciri khas atau rekan-rekan dari aktifis Muhammadiyah,” ungkapnya.

Aksi dari Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Dukungan terhadap Palestina juga diserukan dari Kampus Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Wakil Rektor 3 UNISA Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc mengutuk keras agresi yang dilakukan Israel. Menurutnya impak yang ditimbulkan rakyat Palestina terus dirudung prahara dan duka lara akibat agresi tersebut. Di mana menyebabkan berjatuhan banyak korban tak bersalah dari peristiwa getir tersebut.

“Korban terbunuh telah mencapai hampir 35.000 orang dan terluka mencapai lebih dari 77.867 orang, yang sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Bahkan saat ini, sebagian besar jalur Gaza telah menjadi puing-puing. Pasokan makanan dan bantuan kemanusiaan ke Palestina diawasi dan dibatasi secara ketat oleh tentara Israel, sehingga kelaparan menjadi pemandangan yang sangat memilukan.” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Mufdlilah juga membacakan pernyataan sikap UNISA Yogyakarta terhadap agresi Israel terhadap Palestina. Pertama, Mengutuk Keras Agresi Israel: UNISA Yogyakarta mengecam keras agresi dan serangan militer yang tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan fasilitas umum, terutama fasilitas kesehatan, dan blokade bantuan kemanusiaan. Kedua, Mengecam Dukungan Negara-negara Lain: UNISA juga mengecam sikap negara-negara seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan pihak lain yang terus memberikan dukungan dan bantuan kepada Israel dalam agresi terhadap Palestina.

Ketiga, Meminta Intervensi PBB: meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan serta gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Keempat, Dukungan terhadap Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC): Universitas ini mendukung upaya Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) untuk mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genosida terhadap warga Palestina. Kelima, Kritik terhadap Organisasi dan Negara Arab: Aksi ini juga mengecam sikap lemah Organisasi Kerjasama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negara-negara Arab yang cenderung membiarkan Israel melakukan penyerangan dan pembunuhan terhadap Palestina.

Keenam, Tidak Membuka Hubungan Diplomatik dengan Israel: UNISA Yogyakarta meminta Pemerintah Indonesia untuk tidak membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genosida, yaitu Israel. Ketujuh, Dukungan untuk Kemerdekaan Palestina: Berdasarkan hak asasi manusia dan konstitusi Republik Indonesia, UNISA Yogyakarta meminta penguatan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Kedelapan, Ajakan kepada Masyarakat Indonesia: Aksi ini mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap konflik Israel dan Palestina serta memberikan bantuan moral, material, dan spiritual bagi perjuangan rakyat Palestina.

Sumber Berita (https://www.suaramuhammadiyah.id/read/serentak-172-kampus-muhammadiyah-gelar-aksi-bela-palestina)