Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul “Penerapan Digital Short Story Writing Bermuatan Kebhinekaan Global pada Kelompok MGMP Bahasa Inggris Kota Surakarta” mendapatkan pendanaan dari DRTPM Kemendikbud-Ristek tahun 2024. Tim ini terdiri dari Susiati, S.Pd., M.Ed. dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris sebagai ketua, Dr. Choiriyah Widyasari, M.Psi. dari Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini sebagai anggota 1 dan Irma Yuliana, S.T., M.T., M.Eng. sebagai dari Prodi Pendidikan Teknik Informatika anggota 2. Adapun mahasiswa yang membantu adalah Amelia Riski Dian Pramukti dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan Ady Tama dari Prodi Pendidikan Teknik Informatika.
Hari Kamis, tanggal 11 Juli 2024 merupakan workshop perdana yang dilakukan oleh tim pengabdian dengan melakukan sosialisasi model pembelajaran Digital Short Story Writing (DSSW) yang sebelumnya merupakan hasil temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh tim. Model ini berisi tentang pemanfaatan materi narrative dalam mata pelajaran bahasa Inggris sebagai sarana untuk meningkatkan nilai-nilai kebhinekaan global dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. Materi narrative yang berisi cerita-cerita pendek atau short stories ini mengandung nilai moral yang tidak sedikit dari cerita-cerita pendek baik di dalam maupun luar negeri mengandung nilai-nilai kebhinekaan global. Workshop ini dihadiri oleh 20 guru bahasa Inggris yang merupakan perwakilan dari 10 SMP di Surakarta. Workshop ini dipandu oleh ketua tim, Susiati, S.Pd., M.Ed. sebagai narasumber. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang Laboratorium TIK SMP N 9 Surakarta.
Mengapa pengabdian ini sangat penting untuk dilakukan di SMP-SMP di Surakarta? Sebelumnya Yayasan KAKAK (Kepedulian untuk Anak) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta mempublikasikan data tentang kekerasan antar anak. Disebutkan bahwa 39% siswa SMP di Surakarta telah mengalami kekerasan verbal. 65% diantaranya terjadi di sekolah. 53% dari 11% kekerasan berupa fisik terjadi di sekolah. Beberapa guru SMP di Surakarta menambahkan bahwa siswa pada umumnya bergaul secara berkelompok atau geng-gengan yang dapat memicu perselisihan antar kelompok siswa dan berdampak pada kekerasan verbal dan non-verbal. Selain itu, nilai-nilai kebhinekaan global selama ini diimplementasikan dengan upacara bendera di hari Senin dan hari-hari besar nasional dan memakai pakaian adat di hari-hari besar nasional, belum terimplementasi pada sikap-sikap kebhinekaan yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, tim pengabdian merasa perlu untuk memberikan pelatihan model pembelajaran DSSW pada guru bahasa Inggris dengan memanfaatkan materi narrative yang nilai-nilai moralnya mengandung kebhinekaan global seperti toleransi dalam beragama dan berpendapat, tidak mudah menghakimi teman, tidak membeda-bedakan teman, saling menghargai keberagaman.
Suroto, S.Pd., Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris SMP Kota Surakarta mengatakan “kerjasama UMS dan MGMP ini sangat baik untuk dilakukan agar materi narrative dapat dimanfaatkan untuk menguatkan nilai-nilai kebhinekaan pada siswa” membuka workshop hari ini. Selanjutnya, workshop diawali dengan para guru mengisi pre-test dengan mengisi google form yang disediakan oleh tim. Dilanjutkan dengan penjelasan apa itu model pembelajaran DSSW dengan menjelaskan 5 langkah kegiatan yang ada di dalamnya. Lalu, sesi tanya-jawab dilakukan di akhir kegiatan. Kegiatan ini berlangsung selama 2 jam dan akan berlanjut untuk pelatihan selanjutnya yaitu pelatihan pembuatan animasi short story bermuatan kebhinekaan global.