Karanganyar, 31 Januari 2020
Pendidikan lanjutan atau biasa yang disebut dikjut merupakan agenda wajib yang ada di organisasi pecinta alam Sangguru FKIP UMS, dikjut ini merupakan syarat wajib bagi anggota muda yang telah selesai melakukan pendidikan dasar, dikjut ini dilakukan pada rentan waktu bulan Januari sampai April dengan urutan dikjut, dikjut MPGH, dikjut IMPK, dikjut Caving, dan dikjut RC. Dikjut ini merupakan permulaan dari serangkaian dikjut untuk menjadi angota penuh. Alhamdulilah pada bulan Januari telah dilaksanakan dikjut MPGH (Manajemen Perjalanan Gunung Hutan) yang diadakan di gunung Lawu jalur via Candi Cetho pada tanggal 21-23 Januari 2020 yang di ikuti oleh 18 anggota muda dan pendamping lapangan berjumlah 7 orang, perjlanan dikjut ini dimulai dari kampus 1 ums dengan mengendarai kendaraan umum bus, diberangkatkan dikjut setelah selesai upacara pelepasan yang dilaksanakan di lapangan parkiran utara gedung B.
Dikjut ini berbeda dengan diantara tiga dikjut lainnya, karena segala keperluan untuk dikjut MPGH ini yang mengurus adalah anggota muda, namun tidak serta merta kami selaku senior melepaskan segala pergerakan yang dilakukan oleh anggota muda kami juga ikut mengkontrol segala aktifitas dan pergerakan kepanitiaan dari anggota muda. Progam dikjut ini sudah disiapkan semenjak ada rapat kerja MPA Sangguru dan selang tiga hari diadakan pembentukan panita,
Proses untuk menjalankan dikjut ini ada serangkaian acara sebelumnya ada training center yaitu persiapan fisik untuk membantu fisik supaya prima, persiapan materi untuk membekali para anggota muda guna mengaplikasikan dilapangan kelak, segala persiapan dibentuk dan dijalankan semaksimal mungkin untuk meminimalisir segala hal terburuk yang terjadi pada saat pengaplikasikan dilapangan.
Serangkaian acara dikjut ini dimulai dari kampus 1 semua anggota muda dan pendamping lapangan jam 08.00 sampai di basecamp pendakian Candi Cetho jam 10.30 segala persiapan mengurus tiket masuk sebesar Rp. 15000.- tepat pukul 11.00 kelompok berangkat dari basecamp menuju pos 1 dengan estimasi waktu 2 jam, dengan menghemat tenaga kelompok berangkat kembali menuju pos selanjutanya dengan waktu 2 jam sampai dipos 2 waktu menjukkan jam 15.00 dengan target smapai pos 3 untuk bermalam dipos 3 tepat pukul 17.00 dan dilanjutkan mendirikan tenda doom yang telah dibawa dari kampus, selama perjalanan peserta juga mendata dan mendokumentasikan tumbuhan survival baik yang dapat dimakan atau dimanfaatkan seepanjang jalur pendakian dari pos 1 sampai pos 3.
Hari kedua kelompok berangkat jam 08.30 dari pos 3 menuju ke pos 4 dengan waktu yang agak lama dikarenakan jalur yang panjang alhasil berjalan dengan waktu tempuh 4 jam sampai dipos 4 pukul 11.00, sama seperti dihari pertama seluruh peserta tetap mendata dan mendokumentasi segala tanaman survival yang ditemukan disepanjang jalur pendakian memang dari awal kami mengkonsep seperti itu, lalu kita melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya yaitu pos 5 dengan waktu tempuh 2 jam dilanjutkan istirahat sholat makan, mengingat waktu masih lama untuk menuju istirahat diputuskan langsung tembak menuju puncak Hargodumilah dan Alhamdulilah sampai pucak jam 16.30 dilanjutkan upacara dipuncak Hargodumilah, dan mengingat wkatu sudah sore pukul 17.00 diputuskan turun menuju pos 5 sampai pos 5 pukul 18.30 dan dilanjutkan istirahat mendirikan tenda untuk bermalam dihari kedua di gunung Lawu.
Hari ketiga kelompok bangun jam 5 untuk sholat subuh dan masak dilajutkan pemanasan pagi untuk megurangi segala resiko yang sering terjadi digunung, pukul 07.00 giat dimulai kembali diawali dengan packing ulang dan mendata bahan survival di sekitar pos 5, setelah semua dirasa cukup pukul 08.00 kelompok turun menuju pos basecamp pendakian gunung Lawu via Candi Cetho, dengan jalur yang sedikit terjal memudahkan perjalanan turun sedikit lebih cepat dari pada berangkatnya alhamdulilah sampai basecamp Candi Cetho jam 13.30 anggota muda dan pendamping lapangan istirahat sejenak sembari menunggu bus penjemputan datang, bus datang di Candi Cetho jam 14.30 dan sampai kampus UMS jam 17.30.
Pendakian gunung yang sukses bukan semata mata hanya menuju puncak, namun pendakian gunung dikatakan sukses apabila kita berangkat dengan sehat dan kembali dengan keadAan sehat (Aziz Arifin, 2020).
Salam @FKIP CAKAP.
[wzslider autoplay=”true”]