KKNDik 2020: INVENTOR, KREATOR, INISIATOR PERUBAHAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS DISRUPSI PENDIDIKAN

Surakarta, 5 November 2019

Sosialisasi dan koordinasi teknis kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKNDik) yang turut mengundang sebanyak 171 kepala sekolah, pimpinan majelis dikdasmen, dan Lembaga Pengembangan Cabang & Ranting (LPCR) Muhammadiyah yang berlangsung di Gedung Auditorium Moh. Djazman Kampus 1 UMS pada Selasa, (05/11/2019) berjalan lancar.

Penyelenggaraan KKNDik pada periode ini terdapat perbedaan dari penyelenggaraan KKNDik pada periode lalu dan pada umumnya, karena pada hakikatnya KKNDik adalah pemberdayaan sekolah agar supaya lebih maju, unggul, berciri kuat dan berdaya saing.

Prof. Harun Joko Prayitno (Dekan FKIP) menuturkan penyelenggaraan KKNDik pada tahun ini terdapat sedikit perbedaan konsep, karena konsep utama KKNDik adalah memajukan sekolah yang belum maju supaya dapat menjadi unggul, berciri kuat, berdaya saing, dan dapat dipercaya masyarakat agar muridnya melimpah.

“Kriteria pemilihan sekolah dititik beratkan pada lokasi sekolah dan masyarakat sekitar, jumlah & kondisi murid, jumlah & kondisi guru, kondisi sekolah, kondisi umum, dan lain lain”, tambah Harun.

Hal senada juga diutarakan oleh Koesoemo Ratih, Ph.D (Ketua Lab. Pembelajaran Terintegrasi) yang menyebutkan ada dua program yang harus mahasiswa lakukan saat melakoni kegiatan KKNDik yaitu program pokok dan program pengembangan. Dimana program pokok terdiri dari manajemen sekolah, perpustakaan sekolah, ekgiatan intra-ekstra kurikuler, kegiatan kepanduan (HW), pedoman hidup islami, sosialisasi hidup sehar, penghijauan sekolah, pengolahan sampah sederhana, pendidikan karakter, penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyah, revitalisasi sekolah, dan lain lain.

Selanjutnya untuk program pengembangan terdiri dari TPA/ TPQ, pengajian, kartu anggota Muhammadiyah atau Aisyiyah, menggumbirakan PRM/ AUM, inisiasi PRM jika belum ada, dan lain lain.

Peta sebaran daerah KKNDik pada tahun ini tidak mengalami banyak perubahan yaitu tetap di daerah soloraya seperti klaten, boyolali, karanganyar, sragen, sukoharjo, dan wonogiri yang masing-masing dilaksanakan di bidang pendidikan di Sekolah. Akan tetapi ada perbedaan penempatan pada lokasi sekolah nantinya yang akan dituju.

Laporan akhir kegiatan KKNDik ini sudah tidak lagi berupa laporan yang tebal, akan tetapi berupa luaran artikel ilmiah yang dimuat ke dalam sistem yang bernama Buletin e-Lektronik KKN Pendidikan.

“Laporan KKNDik kali ini sudah tidak menggunakan laporan yang tebal, akan tetapi menggunakan format artikel ilmiah. Sudah saatnya kita tinggalkan laporan yang tebal itu, karna kedepan semunya berbasis luaran, kita harus mulai dari sekarang”, tandas Harun.

Salam @FKIP CAKAP.

Lampiran: